Berbagai keunikan tradisi budaya Bali dapat ditemui Bangli. Salah satunya tradisi ngusabha tegen di Desa Kedisan, Kintamani. Berbeda dengan upacara pada umumnya, ngusabha tegen di Desa Kedisan, sarana sesajen yang digunakan berupa banten tegenan dan pantang menggunakan jajan atau ikan yang digoreng. Sebaliknya, jajan atau ikan yang dipergunakan mesti dikuskus, direbus atau dibakar.
Prosesi ngusabha tegen dilaksanakan bertepatan dengan buda umanis tambir, Pada saat itu ribuan masyarakat Desa Kedisan berjalan berjejer sambil mengusung sarana berupa banten. Dimana kaum laki-laki memikul banten tegen-teganan, sementara kaum perempuan mengusung banten gebogan. Mereka berangkat dari desa menuju Pura Dalem Praja Pati setempat dimana prosesi upacara ngusabha tegen akan dilaksanakan
Tradisi saba tegen merupakan dresta dari masyarakat Desa Kedisan yang tersuratkan pada lontar siwa purana dan sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak desa kedisan ini berdiri. Sarana banten tegenan ini diantaranya hasil pertanian dari masyarakat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan lainya. Salah satu keunikan dari saba tegen adalah isi sesaji dari banten tegenan ini sarwa/ serba dua puluh
Dikatakan juga banten tegenan ini, wajib dihaturkan oleh seluruh kaum laki-laki yang ada di Desa Kedisan. banten yang dihaturkan ini pantang menggunakan sarana jajan atau ikan yang digoreng. Sebaliknya, jajan atau ikan tersebut harus diolah dengan cara dibakar atau dikuskus.
Keunikan lainya, saat prosesi saba tegen dilaksanakan tradisi cacah jiwa oleh seluruh masyarakat dengan membayarkan uang kepeng. Tujuan dari cacah jiwa ini untuk mengetahui jumlah seluruh masyarakat Desa Kedisan. Setelah semua warga melakukan cacah jiwa, uang kepeng hasil cacah jiwa terkumpul ditanam dihalaman pura setempat. Dimana maksud dari penguburan uang ini adalah untuk menyampaikan kepada Ida Bhatara yang beristana di Pura Dalem setempat jumlah keseluruhan masyarakat Desa Kedisan.
Upacara saba tegen dilaksanakan setiap satu tahun sekali, pada sasih ketiga sekitar bulan Agustus atau September. “Saba tegen merupakan bentuk syukur warga untuk memuja dewi kesuburan yang beristana di Pura Dalem Prajapati, dengan harapan warga diberikan keselamatan dan kemakmuran”ungkapnya
0 komentar:
Posting Komentar